Fighting HIV / AIDS with pesantren in East Java
Empowering students and teachersTo start this program , first of all UNICEF to build cooperation with the Indonesian Ulema Council .
" We explain how the importance of prevention of HIV / AIDS among young people in Indonesia , " said the head of the HIV / AIDS at UNICEF Indonesia , Rachel Odede . " Looking from the side of life , we together agreed to implement educational strategies on prevention of transmission of HIV / AIDS can be included in the school program . "This strategy involves the provision of 60 teachers from 20 Islamic schools in East Java specific training on HIV / AIDS . In addition , 60 students from each school were trained to become peer educators and share knowledge as well as their knowledge about HIV / AIDS with their friends , especially through individual discussions .One is Hikmatul Kamiliah , a 16 -year -old student at the school Zainul Hasan as saying that the new knowledge is much in demand by school friends .
" Return of the training I received from UNICEF , my parents also asked about the course of HIV / AIDS , " he said . " Yes I also explain to them . In school , I always explain about the dangers of the disease to my friends . "By involving pesantren education in HIV / AIDS , East Java now has a valuable asset in its efforts to combat the deadly disease 's indiscriminate .
The peer education HIV / AIDS was resting with his teacher at the school Zainul Hasan , Probolinggo , East Java .
Para pendidik sebaya HIV/AIDS tengah beristirahat bersama gurunya di pesantren Zainul Hasan, Probolinggo, Jawa Timur.
Memerangi HIV/AIDS bersama pesantren di Jawa Timur
Pemberdayaan para pelajar dan guru
Untuk memulai program ini, pertama-tama UNICEF membangun kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia.
“Kami menjelaskan bagaimana pentingnya pencegahan HIV/AIDS diantara kaum muda Indonesia,” ujar kepala bagian HIV/AIDS di UNICEF Indonesia, Rachel Odede. “Melihat dari sisi kehidupan, kita bersama sepakat untuk menerapkan strategi pendidikan tentang pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dimasukan dalam program sekolah.”
Strategi ini melibatkan pemberian 60 guru dari 20 sekolah Islam di Jawa Timur pelatihan khusus tentang HIV/AIDS. Selain itu, 60 pelajar dari masing-masing sekolah telah dilatih untuk menjadi pendidik sebaya dan membagi ilmu serta pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS dengan teman-temannya, khususnya melalui diskusi perorangan.
Salah satunya adalah Hikmatul Kamiliah, seorang pelajar berumur 16 tahun di pesantren Zainul Hasan yang mengatakan bahwa pengetahuannya yang baru ini banyak diminati oleh teman-teman sekolahnya.
“Kembali dari pelatihan yang saya terima dari UNICEF, orang tua saya saja turut bertanya tentang HIV/AIDS,” ujarnya. “Ya saya jelaskan juga kepada mereka. Di sekolah, saya juga selalu menjelaskan tentang bahaya penyakit ini kepada teman-teman saya.”
Dengan melibatkan pesantren-pesantren didalam pendidikan HIV/AIDS, Jawa Timur kini memiliki aset yang sangat berharga dalam upayanya memerangi penyakit mematikan yang tidak pandang bulu ini.
Pemberdayaan para pelajar dan guru
Untuk memulai program ini, pertama-tama UNICEF membangun kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia.
“Kami menjelaskan bagaimana pentingnya pencegahan HIV/AIDS diantara kaum muda Indonesia,” ujar kepala bagian HIV/AIDS di UNICEF Indonesia, Rachel Odede. “Melihat dari sisi kehidupan, kita bersama sepakat untuk menerapkan strategi pendidikan tentang pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dimasukan dalam program sekolah.”
Strategi ini melibatkan pemberian 60 guru dari 20 sekolah Islam di Jawa Timur pelatihan khusus tentang HIV/AIDS. Selain itu, 60 pelajar dari masing-masing sekolah telah dilatih untuk menjadi pendidik sebaya dan membagi ilmu serta pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS dengan teman-temannya, khususnya melalui diskusi perorangan.
Salah satunya adalah Hikmatul Kamiliah, seorang pelajar berumur 16 tahun di pesantren Zainul Hasan yang mengatakan bahwa pengetahuannya yang baru ini banyak diminati oleh teman-teman sekolahnya.
“Kembali dari pelatihan yang saya terima dari UNICEF, orang tua saya saja turut bertanya tentang HIV/AIDS,” ujarnya. “Ya saya jelaskan juga kepada mereka. Di sekolah, saya juga selalu menjelaskan tentang bahaya penyakit ini kepada teman-teman saya.”
Dengan melibatkan pesantren-pesantren didalam pendidikan HIV/AIDS, Jawa Timur kini memiliki aset yang sangat berharga dalam upayanya memerangi penyakit mematikan yang tidak pandang bulu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar