Sabtu, 24 Mei 2014

Data AIDS Commission ( NAC ) Papua province , people with HIV / AIDS in Papua in 2013 amounted to 24,000 people



In the Land of Papua , shaken a wide range of life issues , such as : the biggest problem of human rights violations , political status of Papua issue is not over , the problem of education , economic and health problems of HIV / AIDS in Indonesia .

Data AIDS Commission ( NAC ) Papua province , people with HIV / AIDS in Papua in 2013 amounted to 24,000 people . While the data population of Papua province in 2013 amounted to 2.5 million people . Population 2.5 million people in Papua , the number of immigrants more than native Papuans .








Tanah Papua atau nama lain New Guinea adalah Tanah milik orang kulit hitam keriting rambut rumpun Melanesia. Kini, Tanah Papua didiami oleh suku bangsa Melayu negara Indonesia. Di atas Tanah Papua, digoncangkan berbagai masalah hidup, seperti: masalah pelanggaran HAM terbesar, masalah status Politik Tanah Papua yang belum berakhir, masalah pendidikan, masalah ekonomi dan masalah kesehatan penderita HIV/AIDS terbanyak di Indonesia.

Semuanya ini, pintu depopulasi (kematian) Orang Asli Papua diatas Tanah leluhur Papua. Dalam tulisan ini, penulis lebih fokus memberikan masukan keprihatinan atas kondisi riil yang terjadi di depan mata kita, berkaitan dengan berkurangnya Orang Asli Papua. Akibat masalah kesehatan khusus melalui penularan HIV/AIDS yang semakin hari semakin bertambah.

Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, penderita HIV/AIDS tahun 2013 di Tanah Papua berjumlah 24.000 orang. Sedangkan data penduduk provinsi Papua tahun 2013 berjumlah 2,5 juta orang. Penduduk 2,5 juta orang di Tanah Papua ini, jumlah orang pendatang lebih banyak dibanding orang asli Papua.

Sangat dikhawatirkan, jumlah Orang Asli Papua sedikit ini, bila tidak mengubah perilaku dan posisi terbanyak penderita HIV/AIDS di atas tanah leluhurnya. Pasti, Orang Asli Papua akan menurun terus dan punah.

Dokter Suwardirejo pada acara Exson-R melalui Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Jayapura, dengan topik: HIV/AIDS, tanggal 12 September 2013 di Jayapura, mengatakan bahwa penderita kebanyakan usia muda umur 15 tahun sampai 30 tahun, untuk mengurangi lajunya HIV/AIDS di Tanah Papua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua melakukan: 1). Pelatihan bagi petugas VTC, 2). Advokasi dengan Tokoh Agama, Adat, Masyarakat, Pemuda dan Perempuan untuk mengambil langkah bersama melakukan pemahaman kesadaran mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan RT, RW, Kampung. 3). Pemeriksaan darah lewat VTC.

Pertanyaannya, jumlah penderita HIV/AIDS 24.000 orang, ini suatu kutukan karena perilaku manusia tidak hargai diri, sesama dan Allah? Mampukah Pemerintah dan KPA dapat perangi membatasi penderita HIV/AIDS yang kian bertambah terus di Tanah Papua?

Kita patut dan salut upaya KPA Provinsi Papua, buktinya telah berupaya data penderita HIV/AIDS 24.000 orang di Tanah Papua. Sayangnya, perilaku manusia semakin tidak sadar sama sekali terhadap bahaya yang akan ditimpa padanya. Sehingga penderita selalu meningkat terus. Ketidaksadaran rakyat karena tidak ada upaya penanganan HIV/AIDS di tanah Papua secara prioritas dan kontinyu. Sebab ada beberapa pintu penularan HIV/AIDS yakni: 1). Hubungan seks bebas, 2). Alat suntik, 3). Donor darah.

Darah manusia yang terjangkit, masuk lewat jendela luka kepada orang sehat. Penyakit HIV/AIDS diwaspadai karena: 1). Penyakit HIV/AIDS tidak pandang dari segi apapun, 2). Penyakit HIV/AIDS tidak ada obat penyembuh, 3). Penyakit HIV/AIDS mudah pindah melalui hubungan seks bebas, darah manusia yang terjangkit penyakit HIV/AIDS, menular kepada orang lain melalui jendela luka dan alat suntik. 4). Antara sesama tidak saling mengetahui, apa telah terjangkit atau belum dan melakukan hubungan seks. 5). Telah mengetahui terinfeksi penyakit HIV/AIDS tetapi masalah kebutuhan ekonomi, melakukan hubungan seks. 6). Salah satu suami atau istri meninggal karena HIV/AIDS tetapi suami atau istri yang hidup kawin lagi. Beberapa hal di atas ini, kenyataan terjadi di lingkungan masyarakat di Tanah Papua.

Sepertinya pihak KPA Provinsi Papua tidak leluasa melakukan hal baru, bila dilakukan memaksa dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Maka, KPA arahkan melalui sosialisasi pemahaman, periksa darah suka rela. Sebagaimana dikatakan Dokter Suwardirejo ketika menanggapi komentar pada acara Exson-R dengan topik: HIV/AIDS di LPP RRI Jayapura hari Kamis, 12 September 2013.

Seperti komentar Bung Ficki warga Argapura Kota Jayapura, mengatakan: perilaku manusia dirubah melalui sosialisasi pemahaman bahaya HIV/AIDS, lewat kelompok kecil, tetapi butuh waktu 50 tahun, baru akan perubahan perilaku secara besar-besaran. Kalau penguasa di Tanah Papua, serius tangani HIV/AIDS.

Komentar kedua dari Bung Lorensz warga Dok 5 Kota Jayapura, mengatakan: Kenyataan KPA Kabupaten/Kota dan Provinsi di Tanah Papua, tidak lakukan kegiatan sosialisasi dan pemeriksaan darah secara prioritas dan kontinyu. Maka, 10 tahun kedepan rakyat Papua diambang kepunahan.

Menarik kesimpulan kedua komentar di atas, maka: 1). Sebagai bentuk masukan publik kepada pemerintah dan KPA di Tanah Papua untuk serius tanggani masalah HIV/AIDS, 2). Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) adalah pejabat-pejabat, ganda job menjurus tidak terfokus tangani HIV/AIDS sampai ke pelosok. 3). Masalah HIV/AIDS adalah masalah serius berkaitan nyawa manusia dan pemerintah anggarkan dana lebih besar untuk penanganan HIV/AIDS secara serius. 4). Pemerintah di Tanah Papua cabut SIUP dan SITU penjualan minuman keras (Miras) karena dampak negatif terjadi pengaruh miras. 5). Perangi HIV/AIDS di Tanah Papua musti mengikuti kebijakan Bupati Paniai dengan kegiatan sosialisasi dan pemeriksaan darah secara massal bagi warganya tanpa pemaksaan.

Perangi HIV/AIDS di Tanah Papua tidaklah semuda membalik telapak tangan. Kebijakan Bupati Paniai, Hengki Kayame, SH, MH, sosialisasi dan pemeriksaan darah secara massal bagi warga entah PNS, TNI, Polri, Pelajar/Mahasiswa dan masyarakat umum di Enarotali adalah salah satu terobosan baru untuk mengubah perilaku secara persuasif karena banyak warga belum paham sumber penyakit mematikan itu.

Warga Paniai menyadari pemeriksaan darah penting bagi diri untuk mengetahui terjangkit atau belum dan kemudian mawas diri, karena HIV/AIDS senjata ampuh mematikan Orang Asli Papua. Kita sebagai manusia yang punya akal budi, pikiran, perasaan musti hargai diri dan menghargai orang lain, sebab penyebaran HIV/AIDS bisa terjadi karena unsur sengaja oleh sendiri, unsur sengaja oleh orang lain, begitu juga tidak sengaja oleh orang lain dan tidak sengaja oleh sendiri.

Di sinilah kita diuji sebagai ciptaan Allah untuk hargai diri dan sesama. Generasi muda Papua banyak meninggal karena HIV/AIDS, Tanah Papua untuk siapa?.

Laurensius Tebai adalah Mantan Ketua KNPI Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura, Tokoh Pemuda Kabupaten Dogiyai - Papua.



Papua New Guinea or another name is Land owned by black people frizzy Melanesian hair clumps . Now , Papua inhabited by ethnic Malay Indonesian state . In the Land of Papua , shaken a wide range of life issues , such as : the biggest problem of human rights violations , political status of Papua issue is not over , the problem of education , economic and health problems of HIV / AIDS in Indonesia .All this , depopulation door ( death ) on the land of Papua native Papuan ancestors . In this paper , the authors provide a more focused concern over the condition of the real feedback that occurs in front of our eyes , is associated with reduced Papua native . Due to specific health problems through the transmission of HIV / AIDS is increasingly growing .Data AIDS Commission ( NAC ) Papua province , people with HIV / AIDS in Papua in 2013 amounted to 24,000 people . While the data population of Papua province in 2013 amounted to 2.5 million people . Population 2.5 million people in Papua , the number of immigrants more than native Papuans .Very worried , the number of Papuan People 's slight , if not change the behavior and position of most people living with HIV / AIDS in the land of his ancestors . Definitely , Papuan People will continue to decline and extinction .Doctors Suwardirejo at the Exson - R through the Institute for Public Broadcasting ( LPP ) RRI Jayapura , with the topic : HIV / AIDS , dated 12 September 2013 in Jayapura , said that most young people aged 15 years to 30 years , to reduce the pace of HIV / AIDS The Papua AIDS Commission ( NAC ) Papua doing : 1 ) . VTC training for officers , 2 ) . Advocacy by Religious Leaders , Indigenous , Community , Youth and Women to take joint action did start understanding awareness of self, family , RT , RW , Kampung . 3 ) . Blood tests via VTC .The question , the number of people living with HIV / AIDS 24,000 people , is a curse because of human behavior does not respect themselves , others and God ? Can government and NAC can limit fight HIV / AIDS is growing continuously in Papua ?We should applaud the efforts of the KPA and the Province of Papua , the proof has sought the data of people with HIV / AIDS 24,000 people in Papua . Unfortunately , human behavior is increasingly not at all aware of the dangers that will be overwritten him . So people have always risen steadily . Unconsciousness of the people because there is no effort to tackle HIV / AIDS in Papua is a priority and continuously . Because there are several doors of transmission of HIV / AIDS namely : 1 ) . Free sex , 2 ) . Syringes , 3 ) . Blood donors .Humans infected blood , through the windows wound to healthy people . HIV / AIDS disease to watch out for : 1 ) . HIV / AIDS does not view any of the terms , 2 ) . HIV / AIDS is no cure , 3 ) . HIV / AIDS is easy to move through illicit sex , human blood infected with HIV / AIDS , infectious to others through the windows wound and syringe . 4 ) . Among each other not knowing what has been infected or not , and have sex . 5 ) . Have known infected HIV / AIDS but the problem of economic necessity , have sex . 6 ) . Either husband or wife died of HIV / AIDS but the husband or wife is living to marry again . Some of the things on top of this , the fact occurred in communities in Papua .Looks like the KPA Papua province not freely do new things , when done force and violated Human Rights ( HAM ) . Thus , NAC navigate through socialization understanding , voluntary blood check . As the Doctor Suwardirejo when responding to comments on events Exson - R with topics : HIV / AIDS in LPP RRI Jayapura day Thursday, September 12, 2013 .Like the comment dude Ficki Argapura Jayapura City residents , said : altered human behavior through socialization understanding of the dangers of HIV / AIDS , through small groups , but it took 50 years , the new behavior will change massively . If the authorities in Papua , seriously deal with HIV / AIDS .The second comment dude Lorensz residents of Jayapura City Dock 5 , said : Reality District / City and Province in Papua , do not socialization and blood tests and continuous priority . So , the next 10 years the people of Papua on the verge of extinction .Draw conclusions both comments above , then : 1 ) . As a form of public input to governments and organizations in Papua tanggani serious problem for HIV / AIDS , 2 ) . AIDS Commission ( KPA ) is the officials , job double handle lead is not focused HIV / AIDS up to the corners . 3 ) . HIV / AIDS is a serious problem related to human life and the government allocating more funds for HIV / AIDS seriously . 4 ) . Government in Papua pull SIUP and liquor sales AIS ( Alcohol ) because the negative impact occurs influence of alcohol . 5 ) . Fight HIV / AIDS in Papua must follow the policy of Regents Paniai with socialization and blood tests in bulk for its citizens without coercion .Fight HIV / AIDS in Papua is not as young as it seems. Regent Policy Paniai , Hengki Kayame , SH , MH , socialization and blood tests in bulk for residents whether civil , military, police , Student / Student and general public in Enarotali is one of the new breakthrough to change the behavior of a persuasive because many people do not understand the source deadly disease .Paniai residents aware of important blood tests to find out for yourself and then infected or not introspective , because HIV / AIDS is a deadly weapon powerful Papua native . We as human beings have minds , thoughts , feelings must respect themselves and respect others , because the spread of HIV / AIDS can occur unintentionally due to an element by itself , intentionally elements by others , as well as by others unintentionally and accidentally by his own .This is where we are tested as a creation of God to respect themselves and others . Papuan youth die from HIV / AIDS , Papua, to whom ? .Lawrence is a former Chairman Tebai KNPI Northern District of Jayapura Jayapura City , District Youth Leader Dogiyai - Papua .



http://majalahselangkah.com/content/-hiv-aids-senjata-ampuh-mematikan-orang-asli-papua


Tidak ada komentar:

Posting Komentar